Senin, 21 November 2011

Atletik Ulangi Torehan SEA Games 1993



Pelari jarak jauh Triyaningsih dan Yahuza menutup perjalanan tim atletik Indonesia di SEA Games XXVI 2011 dengan sempurna. Mereka mempersembahkan emas terakhir dari nomor lari maraton yang menyusuri Jalan Gubernur A Bastari, Jakabaring, Rabu 16 November 2011. Indonesia pun sukses mengantongi 13 emas, 12 perak dan 11 perunggu.

Tim Merah Putih menempati posisi kedua di klasemen umum cabang atletik, di bawah Thailand yang unggul dengan 14 emas, delapan perak dan 10 perunggu. Dengan perolehan medali sebanyak ini, Indonesia mengulang sukses di SEA Games 1993 Singapura saat menjadi juara umum. “Kita menjadikan ini sebagai momen kebangkitan kembali atletik,” ujar manajer atletik Paulus Lay saat ditemui di Wisma Atlet Kompleks Olahraga Jakabaring.

Secara tak terduga, Indonesia memperbaiki raihan medali di SEA Games XXV 2009 Laos yang hanya bisa mencapai tujuh medali emas. Dua emas terakhir dipersembahkan Triyaningsih dan Yahuza di lari terjauh, maraton. Triyaningsih yang finis tercepat dengan 2 jam 45 menit 36 detik juga membukukan emas ketiga setelah dari nomor 5 ribu dan 10 ribu meter. Diikuti pelari asal Myanmar Ni Lar San dengan 2 jam 46 menit 37 detik. Posisi ketiga diraih pelari Vietnam Pham Thai Bienh dengan 2 jam 46 menit 37 detik.

Yahuza berhak atas emas setelah membukukan waktu tercepat di bagian putra dengan 2 jam 27 menit 45 detik. Lebih cepat dibandingkan dua pelari Filipina Eric Panique (2 jam 28 menit 26 detik dan Eduardo Bueniviesta (2 jam 29 menit 9 detik).

Di mata Paulus, pembinaan dan adanya regenerasi menjadi kunci utama tim atletik makin membaik. Paulus bahkan menegaskan jika 80 persen atlet yang menyumbangkan emas merupakan wajah-wajah baru. “Kami kehilangan medali emas di nomor 100 meter lari gawang dari Dedeh Erawati. Namun kami berhasil meraih emas di nomor bergengsi 100 meter putra dan putri, berkat adanya regenerasi,” ujar Paulus.

Pelari berusia 20 tahun Franklin Ramses Burumi tampil memukau dengan merebut dua medali emas di nomor bergengsi 100 meter dan 200 meter. Dia juga mengambil bagian di perebutan medali 4 x 100 meter estafet putra yang sudah 26 tahun terakhir menjadi milik Thailand. Franklin menutupi ketidakhadiran Suryo Agung Wibowo yang memilih menunaikan ibadah haji di SEA Games kali ini.

Faktor tuan rumah juga dianggap menjadi penentu prestasi para atlet atletik Indonesia. "Mereka seperti lebih terpacu untuk bisa mempersembahkan yang terbaik,” ucap Paulus. Untuk selanjutnya, PASI akan berusaha mengejar limit Olimpiade. Paulus melihat ada Franklin dan Triyaningsih yang memiliki peluang untuk dapat mencapai limit B.

Di lari 100 meter putra, pelari bisa lolos dengan waktu 10,25 detik. "Saya ingin bisa lolos ke London. Langkah awal mungkin saya akan tampil di Kejuaraan Asia Grand Prix,” ujar Franklin. Hal serupa juga sudah dibidik Triyaningsih. “Tiga emas di SEA Games adalah pertama untuk saya. Berikutnya, saya ingin mencari limit untuk Olimpiade. Setelah pulih, saya akan melakukan persiapan sepenuhnya,” kata Tri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar