Sabtu, 26 November 2011

Evaluasi SEA Games ke-26

SEA Games ke-26 resmi ditutup Selasa, 22 November lalu. Indonesia untuk keempat kalinya menjadi tuan rumah pesta olahraga negara-negara Asia Tenggara ini.

Sebelum SEA Games dimulai, cerita tidak sedap sudah menghadang. Lambatnya pembangunan infrastruktur dan perangkat olahraga mengkhawatirkan banyak pihak. Wacana memundurkan tanggal pembukaan SEA Games sempat menyeruak, tapi meraih banyak respon negatif. Tentu tidak semudah itu mengubah pembukaan sebuah pesta olahraga yang diikuti 11 negara.

Namun panitia pelaksana, INASOC, hingga menteri olahraga tetap optimis SEA Games bisa berjalan tepat waktu. Dan optimisme mereka terkabulkan: SEA Games tepat dibuka 11 November 2011 sesuai jadwal.

Upacara pembukaan di Palembang membuat kagum jutaan pasang mata yang menyaksikan. Seakan-akan ingin menjawab keraguan dan cibiran Indonesia tidak kompeten menyelenggarakan acara akbar ini. Belasan miliar rupiah dihabiskan untuk pesta yang memang memukau.

Keseluruhan, penyelenggaraan SEA Games ke-26 bisa dibilang berhasil. Dibuka dan ditutup sesuai jadwal, seluruh cabang olahraga juga menyelesaikan pertandingan tepat waktu.  Tidak ada sebuah kejadian besar yang membuat pelaksanaan terpaksa ditunda, atau bahkan dihentikan.

Dan pada akhirnya, Indonesia pun berhasil menjadi juara umum dengan perolehan medali yang jauh meninggalkan peringkat kedua, Thailand.

Tapi kita tidak bisa menutup mata terhadap kekurangan yang terjadi sepanjang penyelenggaraan. Kritik dari kontingen luar pun berdatangan, dimulai dari belum siapnya hotel tempat mereka menginap, makanan  tidak sesuai dengan standar kesehatan, bahkan arena olahraga yang belum siap sepenuhnya saat Hari-H.

Buruknya pengelolaan SEA Games tidak hanya mempengaruhi kontingen luar. Suporter Indonesia pun jadi korban. Dua orang meninggal di Stadion Utama Gelora Bung Karno saat final sepak bola yang mempertemukan Indonesia dan Malaysia berlangsung. Ini tentu potret kelam bagi manajemen SEA Games ke-26.

Saya sempat bertanya pada pembaca Yahoo! Indonesia di Yahoo! Post, apa pendapat mereka tentang penyelenggaraan SEA Games kali ini.  Jawaban mereka bervariasi. Mulai memuji, mengkritik, hingga menyayangkan banyaknya insiden yang terjadi.

Seorang pembaca bernama Hadi, menyayangkan tidak optimalnya kondisi Jakabaring Sport City saat penyelenggaraan. “Jakabaring Sport City yang seharusnya indah dan hijau jadi tidak terpenuhi karena segalanya serba mendadak,” ujarnya.

Begitu juga dengan Surya, yang kembali mempertanyakan persiapan panitia yang begitu lambat. “Persiapan yang kacau tetap saja menjadi suatu yang kurang,  dalam banyak hal negeri ini selalu saja seperti itu, ini karena mental suka menggampangkan”. 

Orang ketiga yang mengkritisi persiapan dan penyelenggaraan SEA Games adalah Surya. Ia berkata, “Penyelenggaraan? Hancur! Dari tukang becak yang mogok, lagu kebangsaan yang mati, hingga pembangunan venue yang baru selesai pada H-1.”

Komentar positif datang dari Andika, yang begitu terkesima pada video mapping saat pembukaan SEA Games beberapa waktu lalu. “Siapa yang bertanggung jawab atas ‘video mapping’ di Jakabaring kemarin? Keren!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar