Setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit, Indonesia terpaksa mengakui
keunggulan Malaysia di babak 'tos-tosan' dengan skor tipis 3-4.
Tendangan Gunawan Dwi Cahyo dan Ferdinand Sinaga tidak mampu menembus
gawan Khairul Fahmi, yang dinilai Rahmad Darmawan sangat siap.
"Saya
tidak mau melihat seperti apa Malaysia, tetapi dari kesiapan mental
babak final, saya pikir kami bisa mengawali dengan bagus, lalu drop,
tetapi bisa naik lagi. Sebenarnya sebelum adu penalti, kami siap secara
mental," ujar Rahmad Darmawan usai laga.
"Tetapi saat adu
penalti, penjaga gawang mereka sangat siap, pemain-pemain juga siap.
Sementara kita, saat saya meminta mereka ambil adu penalti, yang siap
saja kurang, sehingga saya harus memaksa," ungkap pelatih bertopi itu.
"Kalau sebelum adu penalti, saya rasa kita nggak kalah dari Malaysia,"
"Penalti
sudah ada persiapan, tetapi saat adu penalti, siap di latihan belum
tentu siap di pertandingan. Karena di pertandingan besar seperti ini
mental juga dibutuhkan."
"Hanya tiga orang yang siap, sisanya harus saya paksa. Saya bilang, tidak ada beban, tekanan ada pada saya," imbuh coach Rahmad.
Meski
gagal meraih emas, talenta dan kemampuan punggawa 'Garuda Muda',
menurut RD, masih punya kesempatan di level senior. Namun bukan berarti
Titus Bonai dkk dapat mendapat tiket gratis.
"Ada beberapa pemain
yang siap dipromosikan ke senior, tetapi harus ada seleksi, karena
mereka harus siap bercampur dengan pemain senior. Kalau tim ini bisa
meningkatkan kemampuannya 40 persen saja, ini sudah luar biasa," pungkas
sang pelatih yang kemungkinan besar promosi ke timnas senior itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar