Atlet Balap Sepeda Uyun Muzizah mengaku aspek penting menuju
kesuksesan sebagai atlet adalah fokus. Artinya seorang atlet harus bisa
memanage menu latihan yang seimbang dan continue.
"Kalau kita
fokus pastinya hasilnya memuaskan," kata Uyun yang mendapat tiga emas
dan satu perunggu di SEA Games XXVI disela-sela acara pemberian bonus
bagi atlet di Gedung Serbaguna, Jakarta, Kamis (24/11/2011).
Atlet
kelahiran Tuban 7 Desember 1979 ini mengatakan, raihan tiga emas dan
satu perunggu sekaligus mempertahankan gelar yang pernah didapatnya pada
SEA Games 2007 lalu di Thailand yang juga mendapat tiga emas.
Walhasil
apa yang didapat pada SEA Games 2011 sungguh menyenangkan dirinya
karena, lagi-lagi mendapatkan bonus besar. Sesuai janji pemerintah
setiap emas akan diberi bonus Rp 200 juta dan perunggu Rp 30 juta. Jika
ditotal Rp 630 juta akan masuk ke kantong Uyun.
Uyun yang sudah
berkeluarga ini cukup bijak memaknai sebuah bonus yang akan didapat. Ia
mengaku akan memanfaatkan bonus ini untuk kehidupan di masa yang akan
mendatang. Oleh karenanya, bonus tersebut langsung akan ditabung untuk
mempersiapkan kebutuhan hidupnya mendatang.
Pasalnya, Uyun kini
tengah menjalankan sebuah usaha bersama sang suami. Sayang, ia agak
malu-malu untuk memberitahukan usaha apa yang tengah ia jalani.
"Saya
sudah ada usaha bersama suami. Jadi bonusnya ditabung dulu. Usahanya,
ada pokoknya (tidak menyebut usahanya)," ujarnya putri keempat dari lima
bersaudara ini.
Untuk meraih sebuah prestasi, apalagi untuk
mempertahankan gelar bukanlah hal yang mudah. Karenanya, setelah
berhasil menyabet tiga emas di SEA Games 2007, Uyun terus berlatih
selama empat tahun. Pada SEA Games 2009 di Laos Uyun tak ikut di SEA
Games karena tidak ada cabang dari Balap Sepeda yang dilombakan. Praktis
ia menganggur selama lebih kurang empat tahun dan kembali tampil pada
SEA Games kali ini.
"SEA Games 2009 karena tidak ada track, jadi saya tidak ikut," paparnya.
Mengetahui hal tersebut, membuat Uyun lebih bersemangat untuk berlatih, terlebih SEA Games XXVI akan dilakukan di Indonesia.
"Dari
2007 saya terus latihan. Meski tidak di SEA Games 2009 saya tetap fokus
latihan. Bahkan sampai awal tahun 2011. Memang perjuangan jadi atlet
gampang-gampang susah. Jadi harus kita tekuni, kalau setengah-setengah
percuma," tandasnya.
Latihan yang maksimal bukan hanya bertujuan
melahap menu yang telah disiapkan pelatih, lebih dari itu, latihan
diharapkan bisa mempertahankan gelar, terlebih Uyun mengaku banyak
pesaing-pesaing utama dicabang Balap Sepeda khususnya dari kontingen
Malaysia dan Thaliand.
"Persaingan kemarin cukup ketat dan
mendebarkan. Malaysia dan Thailand itu memang sudah fokus untuk 2011,
mereka sudah latihan dari 2007," ungkap putri dari pasangan Samiran dan
Kasiyem (alm) ini.
Setelah ini, Uyun kembali menatap ke depan
dengan tetap berlatih dan berlatih. Namun, ia mengakui di Pelatnas belum
ada kalendar pertandingan pada tahun ini.
Bahkan jika ia tidak
lagi dipanggil untuk membela Indonesia diajang selanjutnya, ia tetap
akan berlatih dicabang ini. Ia mengaku Balap Sepeda kini menjadi hal
yang tak bisa dilupakan sepanjang hidupnya. Dengan Balap Sepeda, paling
tidak, kini ia banyak dikenal masyarakat Indonesia.
"Saya sekarang hanya fokus latihan. Kalau masih dibutuhkan di timnas jalan terus," paparnya.
"Saya
sudah mengenal sepeda sejak kecil. Lalu saya tekuni sepeda ini yang
dari awal sudah mendapat dukungan orang tua. Jadi tidak mungkin saya
tinggalkan meski saya tidak di Pelatnas lagi," tukasnya.
Prestasi Atlet Balap Sepeda Uyun Muzizah Di SEA Games XXVI
* 1 emas nomor track points race 20 km.
* 1 emas nomor scatch race 5 km
* 1 emas nomor omnium
* 1 perunggu nomor individual time trial 500 meter.
Senin, 28 November 2011
SEA Games (Umum) - Pemprov NtTT Alokasikan Bonus Atlet Rp 320 Juta
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mengalokasikan dana sebesar
Rp320 juta untuk bonus para atlet dan pelatih asal daerah itu yang
memperkuat tim Indonesia di SEA Games XXVI/2011 Palembang-Jakarta.
Besaran bonus itu diberikan berdasarkan prestasi yang diraih yakni Rp50 juta bagi atlet peraih medali emas, Rp30 juta perak dan Rp20 juta bagi atlet yang meraih medali perunggu, kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Esthon Foenay, di Kupang, Jumat.
Wagub mengatakan hal itu dalam rapat persiapan para pengurus KONI untuk membahas persiapan Pra-PON Pekanbaru.
"Pak Gubernur sudah menyampaikan kepada saya, supaya menyiapkan bonus buat para atlet SEA Games dan kami sudah sepakat mengalokasikan anggaran sebesar Rp320 juta untuk bonus atlet dan pelatih," kata Wagub.
Hanya saja, penyerahan bonus tidak bisa dilakukan pada saat kedatangan para atlet karena para atlet tidak datang secara bersamaan.
"Gubernur minta supaya para atlet dijemput sekaligus menyerahkan bantuan tetapi mereka datang tidak bersamaan sehingga penyerahan bonus baru akan dilakukan pada awal Desember," kata Esthon Foenay.
Bonus lain adalah, tujuh atlet SEA Games yang telah mengharumkan nama NTT di arena SEA Games secara otomatis akan diikutsertakan dalam Pekan Olahraga Nasional di Pekanbaru 2012, kata Wagub yang adalah Ketua Umum Harian KONI NTT itu.
Pada SEA Games Palembang-Jakarta, Nusa Tenggara Timur menyumbang tujuh atlet untuk memperkuat tim nasional dan semuanya menyumbang medali.
Tujuh atlet itu adalah empat atlet yang bertanding di cabang Kempo masing-masing Anna Yunita Gelu, Rini Imelda Samol, Jeneth Dethan dan Nurhayati.
Tiga atlet lainnya masing-masing Oliva Sadi berlaga di cabang atletik, Rosalina Dida di cabang Sepek Takraw dan Deni Hitarihun berlaga di cabang olahraga tinju.
Dari semua atlet ini, semuanya membawa pulang dua medali emas, dua medali perak dan tiga medali perunggu.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur merasa perlu untuk memberikan penghargaan berupa uang tunai. Bonus ini berbeda dengan bonus yang diberikan panitia nasional, katanya.
Besaran bonus itu diberikan berdasarkan prestasi yang diraih yakni Rp50 juta bagi atlet peraih medali emas, Rp30 juta perak dan Rp20 juta bagi atlet yang meraih medali perunggu, kata Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Esthon Foenay, di Kupang, Jumat.
Wagub mengatakan hal itu dalam rapat persiapan para pengurus KONI untuk membahas persiapan Pra-PON Pekanbaru.
"Pak Gubernur sudah menyampaikan kepada saya, supaya menyiapkan bonus buat para atlet SEA Games dan kami sudah sepakat mengalokasikan anggaran sebesar Rp320 juta untuk bonus atlet dan pelatih," kata Wagub.
Hanya saja, penyerahan bonus tidak bisa dilakukan pada saat kedatangan para atlet karena para atlet tidak datang secara bersamaan.
"Gubernur minta supaya para atlet dijemput sekaligus menyerahkan bantuan tetapi mereka datang tidak bersamaan sehingga penyerahan bonus baru akan dilakukan pada awal Desember," kata Esthon Foenay.
Bonus lain adalah, tujuh atlet SEA Games yang telah mengharumkan nama NTT di arena SEA Games secara otomatis akan diikutsertakan dalam Pekan Olahraga Nasional di Pekanbaru 2012, kata Wagub yang adalah Ketua Umum Harian KONI NTT itu.
Pada SEA Games Palembang-Jakarta, Nusa Tenggara Timur menyumbang tujuh atlet untuk memperkuat tim nasional dan semuanya menyumbang medali.
Tujuh atlet itu adalah empat atlet yang bertanding di cabang Kempo masing-masing Anna Yunita Gelu, Rini Imelda Samol, Jeneth Dethan dan Nurhayati.
Tiga atlet lainnya masing-masing Oliva Sadi berlaga di cabang atletik, Rosalina Dida di cabang Sepek Takraw dan Deni Hitarihun berlaga di cabang olahraga tinju.
Dari semua atlet ini, semuanya membawa pulang dua medali emas, dua medali perak dan tiga medali perunggu.
Karena itu, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur merasa perlu untuk memberikan penghargaan berupa uang tunai. Bonus ini berbeda dengan bonus yang diberikan panitia nasional, katanya.
Bekas Petugas Upacara SEA Games Unjuk Rasa Tuntut Honor
Pesta olah raga SEA Games XXVI memang sudah berakhir pada 22 November
lalu. Namun pesta olah raga negara-negara Asia Tenggara tersebut masih
menyisakan masalah.
Pada Senin (28/11) bekas tenaga honorer upcara penghormatan pemenang (UPP) dan liason officer SEA Games mendatangi kantor KONI Sumatera Selatan (Sumsel) di Jl. Jendral Sudirman. Kedatangan mereka adalah untuk menagih janji KONI setempat terkait pembayaran honor mereka yang belum dibayar.
Dalam aksi yang berlangsung damai, para tenaga UPP yang kebanyakan pelajar SMA dan mahasiswa tersebut menagih janji panitia pelaksana SEA Games atau Inasoc yang akan membayar honorarium mereka sebesar Rp200.000/ hari per orang. Tetapi sampai sepekan setelah SEA Gamess berakhir, honor yang mereka tunggu tak kunjung diterima.
"Ada sekitar 432 petugas UPP dan 50 orang ketua kelompok hanya mendapatkan uang muka sebesar Rp500.000/ orang. Padahal sebelumnya kami dijanjikan akan memperoleh honor selama 16 hari kerja dengan besarnya Rp200.000/ hari," ungkap Ketua kelompok 6 UPP SEA Games, Herman Hambali.
Menurut Herman, petugas UPP terdiri dari para pelajar dan mahasiswa. Mereka sudah mulai latihan pada sejak Juni 2011 lalu dengan biaya sendiri. "Selama latihan kami tidak pernah dibayar, ada uang lelah dibayar sebesar Rp 43.000/ orang yang dibayar hanya untuk 3 hari," katanya menjelaskan.
Dalam aksi tersebut, para para petugas UPP juga membawa surat keputusan Inasoc Sumsel No 16/ Sek/ X/ 2011 tentang penunjukan mereka sebagai petugas selama SEA Games berlangsung. Menurut Dimas seorang pelajar SMA berdasarkan SK tersebut mereka bertugas pada setiap venues atau gelanggang dengan sistem rolling. "Kami bertugas setiap dengan jumlah masing-masing kelompok 21 orang," bebernya lagi.
Sementara itu Ketua KONI Sumsel Muddai Madang mengatakan, kedatangan petugas UPP dan LO ke kantor KONI salah alamat. "Kami tidak memiliki utang lagi kepada siapapun. Kami sudah bayar semua pada ketua mereka masing-masing. Jadi kalau mau menagih honor jangan ke sini," katanya menegaskan.
Pada Senin (28/11) bekas tenaga honorer upcara penghormatan pemenang (UPP) dan liason officer SEA Games mendatangi kantor KONI Sumatera Selatan (Sumsel) di Jl. Jendral Sudirman. Kedatangan mereka adalah untuk menagih janji KONI setempat terkait pembayaran honor mereka yang belum dibayar.
Dalam aksi yang berlangsung damai, para tenaga UPP yang kebanyakan pelajar SMA dan mahasiswa tersebut menagih janji panitia pelaksana SEA Games atau Inasoc yang akan membayar honorarium mereka sebesar Rp200.000/ hari per orang. Tetapi sampai sepekan setelah SEA Gamess berakhir, honor yang mereka tunggu tak kunjung diterima.
"Ada sekitar 432 petugas UPP dan 50 orang ketua kelompok hanya mendapatkan uang muka sebesar Rp500.000/ orang. Padahal sebelumnya kami dijanjikan akan memperoleh honor selama 16 hari kerja dengan besarnya Rp200.000/ hari," ungkap Ketua kelompok 6 UPP SEA Games, Herman Hambali.
Menurut Herman, petugas UPP terdiri dari para pelajar dan mahasiswa. Mereka sudah mulai latihan pada sejak Juni 2011 lalu dengan biaya sendiri. "Selama latihan kami tidak pernah dibayar, ada uang lelah dibayar sebesar Rp 43.000/ orang yang dibayar hanya untuk 3 hari," katanya menjelaskan.
Dalam aksi tersebut, para para petugas UPP juga membawa surat keputusan Inasoc Sumsel No 16/ Sek/ X/ 2011 tentang penunjukan mereka sebagai petugas selama SEA Games berlangsung. Menurut Dimas seorang pelajar SMA berdasarkan SK tersebut mereka bertugas pada setiap venues atau gelanggang dengan sistem rolling. "Kami bertugas setiap dengan jumlah masing-masing kelompok 21 orang," bebernya lagi.
Sementara itu Ketua KONI Sumsel Muddai Madang mengatakan, kedatangan petugas UPP dan LO ke kantor KONI salah alamat. "Kami tidak memiliki utang lagi kepada siapapun. Kami sudah bayar semua pada ketua mereka masing-masing. Jadi kalau mau menagih honor jangan ke sini," katanya menegaskan.
SEA Games (Serba-serbi) - Nasi Basi Buat Panitia
Puluhan dus nasi untuk makan siang panitia pelaksana dayung di
Cipule, Karawang, Minggu, batal dibagikan karena menunya basi.
"Menunya, sayuran dan ikan sudah basi. Bagi yang sempat dimakan, kami tarik," ujar Alia, petugas pendistribusian makanan.
Di dalam dus nasi tersebut terdapat sayuran bunga kol dan sepeteng ikan pesmol, dengan kondisi lembek.
"Terutama ikannya sudah lembek dan bau," ujar seorang panitia yang mengembalikan basi itu ke Sekretariat di gedung serba guna.
Nasi bungkus jatah makan sehari-hari Panpel dayung itu didrop dari sebuah perusahaan catering yang ditunjuk Inasoc pusat.
Para petugas Panpel juga mengeluhkan menu makanan yang dinilai tidak layak untuk kegiatan SEA Games.
"Ini bukan even tingkat RT. Terlebih lagi diketahui menu makanan dalam kondisi basi," ucap saeorang panpel yang siang itu memilih makan di luar.
Panitia disuguhi makanan basi terjadi di tengah gegap-gempita atas prestasi dayung Indoneia di SEA Games XXVI tahun 2011 itu.
"Menunya, sayuran dan ikan sudah basi. Bagi yang sempat dimakan, kami tarik," ujar Alia, petugas pendistribusian makanan.
Di dalam dus nasi tersebut terdapat sayuran bunga kol dan sepeteng ikan pesmol, dengan kondisi lembek.
"Terutama ikannya sudah lembek dan bau," ujar seorang panitia yang mengembalikan basi itu ke Sekretariat di gedung serba guna.
Nasi bungkus jatah makan sehari-hari Panpel dayung itu didrop dari sebuah perusahaan catering yang ditunjuk Inasoc pusat.
Para petugas Panpel juga mengeluhkan menu makanan yang dinilai tidak layak untuk kegiatan SEA Games.
"Ini bukan even tingkat RT. Terlebih lagi diketahui menu makanan dalam kondisi basi," ucap saeorang panpel yang siang itu memilih makan di luar.
Panitia disuguhi makanan basi terjadi di tengah gegap-gempita atas prestasi dayung Indoneia di SEA Games XXVI tahun 2011 itu.
Pedayung Indonesia Raih Emas, Panitia Disajikan Makan Siang Nasi Basi
Puluhan dus nasi untuk makan siang panitia pelaksana dayung di
Cipule, Karawang, Ahad, batal dibagikan karena menunya basi. "Menunya,
sayuran dan ikan sudah basi. Bagi yang sempat dimakan, kami tarik," ujar
Alia, petugas pendistribusian makanan.
Di dalam dus nasi tersebut terdapat sayuran bunga kol dan sepeteng ikan pesmol, dengan kondisi lembek. "Terutama ikannya sudah lembek dan bau," ujar seorang panitia yang mengembalikan basi itu ke Sekretariat di gedung serba guna.
Nasi bungkus jatah makan sehari-hari Panpel dayung itu didrop dari sebuah perusahaan catering yang ditunjuk Inasoc pusat. Para petugas Panpel juga mengeluhkan menu makanan yang dinilai tidak layak untuk kegiatan SEA Games.
"Ini bukan even tingkat RT. Terlebih lagi diketahui menu makanan dalam kondisi basi," ucap saeorang panpel yang siang itu memilih makan di luar. Panitia disuguhi makanan basi terjadi di tengah gegap-gempita atas prestasi dayung Indoneia di SEA Games XXVI tahun 2011 itu.
Di dalam dus nasi tersebut terdapat sayuran bunga kol dan sepeteng ikan pesmol, dengan kondisi lembek. "Terutama ikannya sudah lembek dan bau," ujar seorang panitia yang mengembalikan basi itu ke Sekretariat di gedung serba guna.
Nasi bungkus jatah makan sehari-hari Panpel dayung itu didrop dari sebuah perusahaan catering yang ditunjuk Inasoc pusat. Para petugas Panpel juga mengeluhkan menu makanan yang dinilai tidak layak untuk kegiatan SEA Games.
"Ini bukan even tingkat RT. Terlebih lagi diketahui menu makanan dalam kondisi basi," ucap saeorang panpel yang siang itu memilih makan di luar. Panitia disuguhi makanan basi terjadi di tengah gegap-gempita atas prestasi dayung Indoneia di SEA Games XXVI tahun 2011 itu.
Minggu, 27 November 2011
Falko Gotz: Final Indonesia Vs Malaysia Memang Ideal
Pertarungan keras antara Indonesia versus Vietnam di Semifinal SEA Games
XXVI di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (19/11/2011) kemarin
membuktikan prediksi tepat publik sepakbola Asia Tenggara, termasuk
Pelatih Vietnam Falko Gotz.
Sesuai prediksi, ia menilai Final antara Indonesia dan Malaysia memang ideal. Kekuatan sejati dua tim tersebut memang pantas untuk berlaga di momen puncak perebutan medali emas SEA Games.
Indonesia melaju ke partai puncak pesta olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara ini setelah mengalahkan Vietnam 2-0. Sedangkan Malaysia melangkah ke final usai mengandaskan Myanmar 1-0.
Dilansir goal.com, Falko menyebut sebelum pertandingan fase grup dimulai, sebagian besar pelatih menilai ada empat tim yang pantas tampil di final, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Sesuai prediksi, ia menilai Final antara Indonesia dan Malaysia memang ideal. Kekuatan sejati dua tim tersebut memang pantas untuk berlaga di momen puncak perebutan medali emas SEA Games.
Indonesia melaju ke partai puncak pesta olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara ini setelah mengalahkan Vietnam 2-0. Sedangkan Malaysia melangkah ke final usai mengandaskan Myanmar 1-0.
Dilansir goal.com, Falko menyebut sebelum pertandingan fase grup dimulai, sebagian besar pelatih menilai ada empat tim yang pantas tampil di final, yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam.
Bis tak Bisa Masuk, Timnas U-23 Indonesia Jalan Kaki
Timnas Indonesia U-23 yang akan bertanding melawan Malaysia, Sabtu
(21/11/2011) di Stadion Gelora Bung Karno terpaksa harus berjalan kaki
dari gerbang masuk senayan lantaran bis yang ditumpanginya tidak bisa
langsung masuk ke SGBK.
Bus Timnas U-23 tertahan parkiran mobil dan suporter yang sudah berjubel sejak siang tadi di depan kantor PSSI. Meskipun sudah mendapatkan pengawalan dari polisi, tetapi tetap tidak bisa merangsak masuk ke stadion.
Bus beserta mobil dan motor pengawal harus berhenti di gerbang masuk stadion, sehingga para pemain pun harus berjalan kaki terlebih dahulu dibawah pengawalan ketat aparat keamanan.
Memang, pertandingan final melawan Malaysia kali ini, jumlah penonton membludak. Sejumlah insiden karena ulah oknum segelintir suporter mengakibatkan dua tempat loket penjualan dibakar.
Saat ini, puluhan ribu pendukung Indonesia berada di dalam stadion, sehingga warna merah pun mendominasi.
Bus Timnas U-23 tertahan parkiran mobil dan suporter yang sudah berjubel sejak siang tadi di depan kantor PSSI. Meskipun sudah mendapatkan pengawalan dari polisi, tetapi tetap tidak bisa merangsak masuk ke stadion.
Bus beserta mobil dan motor pengawal harus berhenti di gerbang masuk stadion, sehingga para pemain pun harus berjalan kaki terlebih dahulu dibawah pengawalan ketat aparat keamanan.
Memang, pertandingan final melawan Malaysia kali ini, jumlah penonton membludak. Sejumlah insiden karena ulah oknum segelintir suporter mengakibatkan dua tempat loket penjualan dibakar.
Saat ini, puluhan ribu pendukung Indonesia berada di dalam stadion, sehingga warna merah pun mendominasi.
Suporter: Unyil Mampu Kalahkan Upin-ipin
Ketika pemain Malaysia memasuki lapangan, serentak pendukung timnas
Indonesia muda yang terbilang galak meneriaki 'maling' ke pemain
Malaysia.
"Maling, maling!" Ujar para pendukung timnas garuda muda di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang mampu menampung 100.000 orang ini pada pertandingan final sepak bola SEA Games XXVI, Senin (21/11/2011).
Bukan hanya teriakan mengejek dari pendukung timnas garuda saja, namun juga diekspresikan melalui poster-poster yang dipajang di tepi stadion dengan tulisan 'Unyil mampu kalahkan Upin-ipin', 'Goodbye Malaysia' dan sebagainya.
Sebelumnya, para pendukung timnas Indonesia ini juga mengejek pemain Malaysia yang baru saja datang di SUGBK pukul 18.00 WIB dengan melempari botol plastik air mineral ke arah bus rombongan pemain Malaysia.
"Maling, maling!" Ujar para pendukung timnas garuda muda di dalam Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) yang mampu menampung 100.000 orang ini pada pertandingan final sepak bola SEA Games XXVI, Senin (21/11/2011).
Bukan hanya teriakan mengejek dari pendukung timnas garuda saja, namun juga diekspresikan melalui poster-poster yang dipajang di tepi stadion dengan tulisan 'Unyil mampu kalahkan Upin-ipin', 'Goodbye Malaysia' dan sebagainya.
Sebelumnya, para pendukung timnas Indonesia ini juga mengejek pemain Malaysia yang baru saja datang di SUGBK pukul 18.00 WIB dengan melempari botol plastik air mineral ke arah bus rombongan pemain Malaysia.
Penyebab Kekalahan Versi Timnas Thailand: Andai 11 Lawan 11
Wasit
secara halus dituding sebagai faktor utama penyabab tersungkurnya
Timnas Thailand 1-3 kala bertemu Timnas Indonesia di ajang penyisihan
grup A SEA Games XXVI cabang sepakbola, Minggu (13/11/2011) kemarin.
Manajer tim nasional Thailand U-23 Kasem Jaliyawatwong, menyiratkan hasil pertandingan akan berbeda jika laga tetap dimainkan 11 pemain lawan 11 pemain. Ia juga menyebut keputusan wasit kurang bijak karena terlalu mudah memberikan kartu kepada pemain merujuk pada dua kartu merah yang diteima pemain Thailand.
"Andai tidak ada kartu merah mungkin permainan akan berjalan dengan menarik. Wasit juga harusnya lebih bijak, jangan terlalu cepat memberikan kartu," kata Kasem saat jumpa pers usai pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu malam.
Ia mengakui penyebab internal tim juga ikut andil sebagai faktor utama kekalahan. Kontrol emosi pemain muda Thailand yang lemah, membuat konsentrasi permainan kacau.
"Pemain kami masih muda, banyak yang masih berusia sekitar 19 atau 20 tahun. Mereka belum bisa mengontrol emosi pada pertandingan," jelasnya.
Wasit asal Korea Kim Jong Hyeok memberikan dua kartu merah kepada pemain Thailand sehingga timnas Thailand U-23 harus berjuang dengan sembilan pemain dan akhirnya menyerah 1-3. Atas hasil tersebut, peluang Thailand ke semifinal cabang sepakbola tertutup.
Manajer tim nasional Thailand U-23 Kasem Jaliyawatwong, menyiratkan hasil pertandingan akan berbeda jika laga tetap dimainkan 11 pemain lawan 11 pemain. Ia juga menyebut keputusan wasit kurang bijak karena terlalu mudah memberikan kartu kepada pemain merujuk pada dua kartu merah yang diteima pemain Thailand.
"Andai tidak ada kartu merah mungkin permainan akan berjalan dengan menarik. Wasit juga harusnya lebih bijak, jangan terlalu cepat memberikan kartu," kata Kasem saat jumpa pers usai pertandingan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Minggu malam.
Ia mengakui penyebab internal tim juga ikut andil sebagai faktor utama kekalahan. Kontrol emosi pemain muda Thailand yang lemah, membuat konsentrasi permainan kacau.
"Pemain kami masih muda, banyak yang masih berusia sekitar 19 atau 20 tahun. Mereka belum bisa mengontrol emosi pada pertandingan," jelasnya.
Wasit asal Korea Kim Jong Hyeok memberikan dua kartu merah kepada pemain Thailand sehingga timnas Thailand U-23 harus berjuang dengan sembilan pemain dan akhirnya menyerah 1-3. Atas hasil tersebut, peluang Thailand ke semifinal cabang sepakbola tertutup.
Timnas U-23 Terima Bonus Usai Lawan Vietnam
Hasil 2-0 yang diperoleh anak-anak Indonesia saat menang di laga keras
lawan Vietnam di Semifinal SEA Games XXVI cabang olahraga sepakbola,
Sabtu (19/11/2011) kemarin tak cuma membawa Indonesia ke final. Guyuran
bonus uang juga mengalir ke kocek para punggawa Timnas Indonesia U-23.
"Tadi (usai pertandingan) langsung diberi. Setiap pemain mendapat jatah yang sama. Semua bonus diurus oleh Rahmad," ucap ketua komite kompetisi, Bob Hippy dilansir duniasoccer.
Mengenai besaran jumlah bonus yang diberikan, Bob yang ditemui seusai pertandingan tak membeberkan secara rinci. Meski begitu, menurut rumor yang beredar, setiap pemain mendapat bonus sebesar Rp 30 juta. Bonus yang diterima dipastikan akan membengkak andai timnas U-23 mampu menjungkalkan timnas U-23 Malaysia dan meraih medali emas, Senin (19/11/2011) mendatang.
Mengenai hal ini, Koordinator timnas Indonesia, Benhard Limbong buka suara. "Ya segitulah, tak enak kalau menyebut angka. Pasalnya SEA Games juga mempertandingkan banyak cabang olahraga lain. Jika kita menyebut angka tidak enak sama atlet lain," ucap Limbong seraya mengungkapkan cedera kapten timnas, Egi Melgiasnyah tak terlalu serius dan siap dimainkan pada laga final.
"Tadi (usai pertandingan) langsung diberi. Setiap pemain mendapat jatah yang sama. Semua bonus diurus oleh Rahmad," ucap ketua komite kompetisi, Bob Hippy dilansir duniasoccer.
Mengenai besaran jumlah bonus yang diberikan, Bob yang ditemui seusai pertandingan tak membeberkan secara rinci. Meski begitu, menurut rumor yang beredar, setiap pemain mendapat bonus sebesar Rp 30 juta. Bonus yang diterima dipastikan akan membengkak andai timnas U-23 mampu menjungkalkan timnas U-23 Malaysia dan meraih medali emas, Senin (19/11/2011) mendatang.
Mengenai hal ini, Koordinator timnas Indonesia, Benhard Limbong buka suara. "Ya segitulah, tak enak kalau menyebut angka. Pasalnya SEA Games juga mempertandingkan banyak cabang olahraga lain. Jika kita menyebut angka tidak enak sama atlet lain," ucap Limbong seraya mengungkapkan cedera kapten timnas, Egi Melgiasnyah tak terlalu serius dan siap dimainkan pada laga final.
Timnas Kalah, Kekasih Andik Menangis Sejadi-jadinya
Tiara Darmawanti, kekasih Andik Vermansyah, gelandang sayap Timnas U-23 Indonesia menangis sejadi-jadinya menerima kenyataan pahit, tim yang dibela sang pacar takluk dari lawan. Dalam laga final SEA Games XXVI, Andik dan kawan-kawan kalah adu penalti, dengan skor total 4 - 5. Saking terpukulnya, ia sempat sesak, tak kuat menerima kenyataan. Ibu dan ayah Andik pun sama terpukulnya, berdiam di dalam kamar, termangu tanpa sepatah pun kata.
"Waduhhh... sesak. Saya tidak kuat, sedari tadi menangis. Terpukul sekali," kata Tiara saat dihubungi Tribun Network, usai menyaksikan pertandingan, Timnas Indonesia melawan Malaysia, Senin (21/11) larut malam. Ia lama terdiam, sekitar semenit, kemudian terdengar suara napas melenguh.
Pukul 23.22 WIB, Tiara mengirim pesan singkat (SMS) kepada Tribun, menyatakan baru saja tiba di Hotel Sultan, tempat Saman dan Jumiah, orangtua Andik menginap. Andik dan pesepakbola lainnya juga menginap di sini.
"Sebenarnya saya belum siap memberi ketarangan ini. Waduh... Saya nggak berhenti nangis," kata remaja yang masih duduk di kelas III salah satu SMA swasta di Surabaya, Jawa Timur.
"Saya menyaksikan live, bersama keluarga besar saya. Saya nangisnya sejak penalti pertama Indonesia tidak masuk, tendangan pertama gagal, itu membuat saya terpukul."
Setelah waktu normal dan perpanjangan waktu 2 X 15 menit berakhir imbang 1-1, pertandingan diakhiri dengan adu penalti. Dua penendang Indonesia, Gunawan dan Ferdinand Sinaga gagal menunaikan tugas. Tendangan Gunawan membentur tiang, sedangkan tendangan Ferdinand berhasil diblok kiper Malaysia.
" Luka hati saya semakin mendalam saat melihat pemain Malaysia berpesta. Ya Tuhan, inikah perjuangan teman-teman, anak-anak selama ini. Mengapa berakhir seperti ini. Mengapa tidak anak-anak Indonesia yang berpesta," kata Tiara.
Hingga pukul 23.45 WIB, Tiara mengaku belum bertemu Andik. Namun dia sudah berada di kamar calon mertuanya, Saman-Jumiah di Hotel Sultan, kawasan Senayan. Sedangkan Tiara bersama orangtua dan saudaranya menginap di Hotel Kartika Candra, masih di Jalan Gatot Seobroto berjarak sektiar 500 meter dari Hotel Sultan.
Andai bertemu, dia berjanji tetap memberi dorongan ke Andik. "Pertandingan ini bukan berakhir hari ini saja. Masih ada ke depan. Saya kasih tahu dia, setiap pertandingan ada kalah dan menang, jadi saya akan bilangin Andik harus terima ini, dan tetap support agar ke depan tetap bagus," ujarnya.
Kesedihan Tiara sempat membesar saat menjumpai Saman dan Jumiah, terdiam, termangu di kamar. "Mamanya Andik, diam aja. Ibu bapaknya, syok, diam. Mereka duduk di ruang TV. Diam tanpa menonton TV. Saat saya masuk mereka diam. Saya bilang ke ibunya mas Andik, ibunya tetap diam, mungkin terpukul," kata dia.
Menurut dia, suasana di dalam kamar hotel hening sekali, sampai membuat Tiara canggung dan memilih keluar kamar.
Walau begitu, ia berusaha cepat menyadarkan diri dari keterpukulan, dengan mencari hikmah di balik kekalahan kekasihnya. "Saya kecewa, tapi mau bagaimana lagi, ini sudah hasil yang terbaik. Saya yakin ini sudah hasil terbaik untuk mereka, dan timnas."
Tiara mengungkapkan, andai Timnas menang, Andik telah membuat janji. "Tadinya ada rencana, kalau liburan sekolah, kami merayakan kemanangan ini ke luar kota, menghabiskan waktu berdua. Tapi kayaknya belum tahu waktunya, cuma...," kata dia tidak mau meneruskan ceria soal angan-angan ini.
Langganan:
Postingan (Atom)