Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), saat ini punya tugas
baru. Lembaga ini diminta Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BPBN)
tidak lagi membuat hujan buatan, tetapi justru ditugasi mengalihkan awan
yang berpotensi hujan ke lokasi lain.
Koordinator Tim Modifikasi Cuaca (TMC) BPPT, F Heru Widodo, usai
bertemu gubernur Sumsel di Stadion Jakabaring Sport City (JSC), ditemani
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel, Yulizar
Dinoto, mengatakan, BPPT dan tim TMC selama ini berada di Palembang
ditugasi untuk membuat hujan, terkait kemarau.
Namun kini tugas itu diganti, yakni bagaimana mengamankan Jakabaring
dengan radius 30 hektare bebas dari hujan, terutama di saat acara
pembukaan dan penutupan. Sebab saat ini Sumsel secara umum sudah
memasuki musim hujan.
"Secara teknologi bisa dilakukan, khususnya dalam rentang waktu antara pukul 11.00 sampai pukul 18.00," katanya.
Dikatakan Heru, pengalihan hujan sudah dilakukan di Jakarta pada
tahun 2009 lalu. Selama lima hari lebih, awan yang berpotensi hujan
berhasil dialihkan, kendati ada keterlambatan.
Untuk Palembang, khususnya di Jakabaring, strategi yang dipakai
hampir sama seperti di Jakarta, yakni dengan memindahkan awan hujan ke
kawasan OKI, Sekayu, dan Laut Bangka, sesuai dengan arah angin
berhembus.
Untuk mengalihkan awan hujan ini, ungkap Heru, BPPT akan memakai dua
pesawat Casa 212 dan satu pesawat Cesna untuk mengurangi curah hujan di
Kota Palembang dan mengalihkan ke daerah lain.
Satu pesawat sudah ada di Palembang dan dijadwalkan besok dua pesawat
lainnya tiba di Palembang dan mulai melakukan pengalihan hujan atau
penghujanan dini dengan curah yang tidak besar.
Berdasarkan pengalaman, operasi pengendalian hujan bisa dilakukan
mulai pukul 11.00 hingga 18.00. "Kalau untuk malam, belum kami lakukan
karena memang terkendala situasi," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar