Permainan, semangat dan kerja keras Garuda Muda luar biasa. Mulai dari lini belakang sampai bagian depan terlihat lebih bagus dibandingkan dengan Timnas Senior, bahkan ada usulan dari sebagian teman-teman saya agar Timnas U-23 dijadikan Timnas Senior.
Saya sebagai pengamat sepakbola akan memberikan opini saya terkait pemain Timnas U-23 yang kemarin bermain di Final SEA Games XXVI melawan Malaysia, mungkin dapat dipertimbangkan sebagai bahan evaluasi kedepannya. Mulai dari penjaga gawang hingga barisan penyerang Indonesia.
- Penjaga Gawang
Meiga mampu mengatasi dan menangkap bola dengan sangat baik, selama SEA Games XXVI berlangsung, Meiga hanya kemasukan 2 gol, yaitu 1 gol dari tendangan pinalti Thailand dan 1 gol dari tandukan pemain Malaysia saat Final SEA Games. Meiga sangat pantas untuk dijadikan penjaga gawang Timnas Senior.
- Barisan Pertahanan
Ada kelemahan yang saya lihat pada barisan pertahanan ini, yaitu ketika tendangan sudut. Saat lawan mendapat kesempatan tendangan sudut, dan langsung mengumpan ke daerah kotak pinalti kita, ada saja pemain lawan yang tidak dapat dijaga oleh pemain bertahan kita. Kondisi ini yang menyebabkan Indonesia kemasukan bola di pertandingan final, berkat tandukan dari pemain Malaysia.
Selain dari itu, permainan lini belakang sudah sangat baik. Hanya itu saja kelemahannya, semoga mereka dapat lebih mengantisipasi agar pertahanan Indonesia menjadi lebih kuat.
- Barisan Tengah
Egi mampu menjalankan tugasnya sebagai kapten dengan sangat baik. Penampilan Kapten Garuda Muda tersebut sangat semangat di setiap pertandingan. Sebagai contoh, ketika melawan Vietnam, Egi maju ke daerah pertahanan lawan, Egi dijatuhkan dari belakang oleh pemain lawan, ketika jatuh, responnya sangat bagus. Egi langsung bangun lebih cepat dari lawan dan menggocek pemain tersebut, bahkan Egi berhasil melakukan tembakan degan sangat keras. Sayangnya bola melaju ke atas gawang. Egi pun juga sukses dalam mengatur kombinasi serangan dan memberikan umpan.
Kemudian Dirga, pemain tengah yang bermain dengan baik. Dirga mampu mengatasi datangnya bola dan mencegah pemain lawan masuk ke daerah pertahanan. Lalu ada Andik, yang bermain di sayap. Andik mampu berlari membawa bola dengan kecepatan tinggi dan akurasinya sangat tepat dalam memberikan umpan. Selanjutnya ada Okto, pemain sayap yang juga memiliki kecepatan tinggi ini memberikan umpan cantik yang beberapa kali membuahkan gol, baik dari tendangan sudut, umpan lambung, maupun umpan terobosan secara langsung. Okto juga memiliki pengalaman di Timnas Senior.
- Barisan Penyerang
Tibo memiliki kecepatan tinggi, kemampuan menggocek lawan yang sangat baik dan tendangan yang keras. Tibo juga menjadi pemain unik di SEA Games XXVI, karena setiap ada kesempatan bagi Indonesia untuk melakukan tendangan sudut ataupun tendangan bebas, Tibo pasti memegang jala gawang lawan. Hal tersebut bukan ritual mistis atau apapun namanya, hanya saja dengan memegang jala gawang lawan tersebut, Tibo dapat merasakan kalau bola bisa masuk dan membuahkan gol. Walaupun kelakuan Tibo ini dinilai usil dan mendapat peringatan oleh wasit.
Patrich Wanggai, striker yang memiliki akurasi tinggi ini menjadi pencetak gol terbanyak untuk Garuda Muda. Akurasi yang tinggi dan tendangan yang keras menjadi cirri khasnya dalam melakukan tembakan. Patrich berhasil mencetak 2 gol dari eksekusi tendangan bebas, yaitu 1 gol ketika melawan Kamboja dan 1 gol ketika melawan Vietnam. Sayangnya ketika final, kondisi Patrich sedang dalam cedera, tetapi Patrich menyembunyikannya. Walaupun disembunyikan, ternyata pelatih Rahmad Darmawan mengetahuinya, sehingga memaksa Patrich untuk istirahat dan digantikan.
Itulah penilaian pribadi saya untuk kinerja pemain Timnas U-23 yang kemarin bermain. Diharapkan mereka tetap semangat walaupun telah gagal meraih medali emas. Yang terpenting bukanlah kemenangannya tetapi usaha untuk mencapainya. Kegagalan seringkali terjadi dan Itu biasa dalam kehidupan kita. Yang bisa kita lakukan untuk menjadi lebih baik adalah bagaimana reaksi kita terhadap kegagalan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar